Minggu, 15 Mei 2011

Perempuan Positif HIV Disarankan Tidak Hamil Penyakit

HIV diketahui bisa menular dari ibu ke bayi yang dikandungnya. Meski begitu ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan tersebut, salah satunya dengan menyarankan perempuan positif HIV untuk tidak hamil.

Penularan HIV dari ibu hamil ke anak bisa terjadi karena infeksi melewati plasenta, saat proses persalinan atau menyusui. Sumber infeksi ini bisa dari darah ibu, plasenta, cairan amnion dan ASI.

"Ibu yang positif HIV kalau bisa jangan hamil, tapi kan itu hak asasi sseseorang, jadi kalau mau hamil boleh saja asal melakukan konseling dan mengonsumsi obat ARV untuk mengurangi risiko penularan ke bayi," ujar Dr Fonny J Silfanus, MKes selaku Deputi Sekretaris KPAN Bidang Program disela-sela acara Workshop Nasional Keperawatan Memperingati Hari Perawat Sedunia di Gedung Kemenkes, Jakarta, Kamis (12/5/2011).

Dr Fonny mengungkapkan 4 program yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak (PMTCT/Preventing Mother to Child Transmission) yaitu:
1. Semua calon ibu sebisa mungkin tidak terinfeksi HIV, caranya dengan melakukan edukasi pada masyarakat termasuk remaja untuk menghindari seks bebas dan penggunaan narkoba salah satunya jarum suntik secara bergantian.
2. Kalau ternyata seorang ibu sudah positif HIV maka diberikan konseling, dan biasanya hal ini diketahui saat ia sudah bersuami. Maka disarankan untuk tidak hamil, tapi jika ingin hamil sebaiknya tetap melakukan konseling dan mengonsumsi ARV secara teratur.
3. Jika HIV positif baru diketahui saat hamil, maka ibu diberikan obat ARV (antiretroviral virus). Obat ini bisa diberikan sejak usia kehamilan 14 minggu yang berguna untuk menekan jumlah virus di dalam tubuh. Virus tersebut akan tetap ada, tapi jumlahnya bisa sangat berkurang sehingga mengurangi risiko bayi yang dikandung tertular HIV.
4. Setelah melahirkan, ibu yang positif boleh menyusui bayinya asal memberikan ASI eksklusif tanpa dicampur dengan yang lain seperti susu formula atau makanan lainnya. Karena kalau dicampur dengan susu formula bisa saja air yang digunakan tidak bersih sehingga memicu terjadinya infeksi usus pada bayi. Jika kondisi ini terjadi maka bayi akan lebih rentan tertular HIV.

"Kalau diberikan ASI, maka ASI saja tok jangan digabung (mix) dengan yang lain serta tetap melakukan konseling," ungkap Dr Fonny.

Penggunaan jangka panjang dari obat ARV ini diketahui bisa mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke anak, karena obat ini akan menekan jumlah virus yang ada di dalam tubuh ibu. Selain itu tetap lakukan edukasi pada masyarakat untuk menghindari hal-hal yang bisa meningkatkan risiko terkena HIV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar