Keterbatasan diri kita tidak perlu
dijadikan penghalang untuk memajukan diri kita pribadi atau orang lain.
Keterbatasan atau kekurangan dalam diri kita disisi lain dapat menjadi pelecut
tersendiri untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi. Itulah sekelumit kisah
inspirasi yang akan kita dapat dari Sosok Inspiratif, Bapak Tarjono Slamet.
Tarjono Slamet adalah salah seorang
finalis Danamon Award 2010. Dengan keterbatasan berupa cacat tubuh yaitu
kehilangan kaki dan syaraf tangannya mati. Menjadi difabel (orang dengan cacat
fisik) ternyata tidak menyurutkan Semangat Tarjono untuk Bisa
hidup dan berusaha layaknya orang yang sempurna. Tahun 1990 Tarjono harus
merelakan kakinya untuk diamputasi dan kehilangan fungsi jari-jari tangannya
karena kerusakan syaraf. Kemalangan itu terjadi saat Ia dan dua rekan kerjanya
tersengat listrik tegangan tinggi saat menjalakan tugas.
Tarjono tidak serta merta dapat
menjalani kehidupan secara normal. Diakuinya Ia sempat trauma dan butuh waktu
untuk bangkit dari keterpurukan. Untungnya Tarjono kemudian menjalani pelatihan
dan pemulihan di Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum.
Bahkan tarjono sempat menjalani sejumlah pelatihan fund rising dan
kursus untuk orang cacat di Selandia Baru, Australia dan Belanda.
Kegigihan Tarjono untuk mengalahkan
kekurangan dirinya sendiri diwujudkannya melalui usaha membuat mainan anak.
Keterbatasanya tidak membuat Tarjono minder, sebaliknya Ia mampu membuahkan
karya-karya unik melalui Mandiri Craft di Bantul. Aneka mainan kreatif untuk
anak dihasilkan Tarjono yang semula hanya merekrut 25 orang penyandang
cacat sebagai karyawan.
Ditengah semangat Tarjono untuk bisa
mengembangkan usaha Mandiri Craft yang didirikannya cobaan kembali datang.
Gempa bumi di Yogyakarta yang terjadi tahun 2006 sempat menghancurkan seluruh
peralatan produksinya, bahkan satu container produk siap ekspor musnah.
Semangat Bisa yang ada dalam diri Tarjono tidak menyurutkan usahanya
mempertahankan bisnis yang dijalankan. Terlebih dari itu Ia tak ingin berhenti
untuk membantu sesama penyandang cacat dengan pemberdayaan. Dukungan hibah dari
masyarakat Jepang dan Negara lainnya pada tahun 2007 digunakan Tarjono untuk
merintis kembali produksi mainan kreatifnya. Sejak saat itulah Yayasan
Penyandang Cacat Mandiri (YPCM) mengantikan CV. Mandiri Craft.